–Resign Oh Resign–


Ini tulisan saya tahun 2008 ketika mau resign….Saya repost kembali beserta beberapa bumbu nya 🙂

Setelah membaca, beberapa hal di blog lain mengenai mundur dari bekerja, ada beberapa hal yang cocok dengan pengalaman saya ketika akan mundur dari perusahaan..

Paling tidak ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan seseorang mundur dari pekerjaan, antara lain :

  1. Kejenuhan yang luar biasa, dikarenakan telah sangat lama menggeluti pekerjaan yang sama dan cenderung statis setiap hari.
  2. Jam kerja yang luar biasa, kerja melebihi batas kerja normal, waktu untuk bekerja saja dan tidak ada waktu untuk hal-hal lain.
  3. Atasan dan rekan2 kerja yang tidak menyenangkan, galak, sulit bekerja sama dan cenderung saling menjatuhkan. Situasi tidak sehat, persaingan yang menghalalkan segala cara.
  4. Perusahaan yang sangat dinamis namun tidak diimbangi strategi manajemen yang kuat dalam menopang pergerakan yang luar biasa cepat.

Saya sempat mengalami point 2, 3 dan 4, sementara untuk point 1 saya hanya melihat dari contoh rekan kerja lain. Karena beberapa hal di atas saya akhirnya saya secara resmi mengajukan permohonan pengunduran diri ke atasan, tentunya dengan cara-cara yang baik dan sehat (tidak melamar ke tempat lain terlebih dahulu).

1 Minggu setelah itu akhirnya saya menghadap atasan, diminta bercerita mengenai alasan saya untuk mengundurkan diri. Setelah mendengar penjelasan saya, Beliau meminta saya untuk tetap bekerja, sementara proses pengunduran diri tetap berjalan. Saya sangat senang dan terbayang akan bekerja pada tempat yang baik (jam kerja sehat), meski penghasilan lebih sedikit dari saat ini, saya ikhlas saja kok karena bagi saya bekerja adalah memberi buah, jika sampai saya bekerja dan tidak ada buahnya sama sekali bagi orang lain dan saya maka sama saja percuma.

Setelah melewati masa-masa dimana saya akan resign dari perusahaan, akhirnya saya belajar satu hal penting, keinginan mundur atau resign memang sebagian besar berasal dari dalam diri sendiri (internal), artinya meskipun seluruh variable eksternal diubah (termasuk gaji, jabatan, dll) sebenarnya tidak akan banyak berpengaruh jika saya tidak melihat variable internal yang membuat saya ingin keluar dari perusahaan. Saya sendiri butuh waktu menyusun ulang rencana-rencana ke depan, mengumpulkan puing-puing semangat saya, mendiskusikan pekerjaan harian dengan partner, dan lainnya demi mencapai produktivitas untuk perusahan yang telah memberi saya upah.

Terakhir saya juga belajar, bahwa berfokus pada 20% prioritas pekerjaan lebih baik dan akan menghasilkan hasil yang luar biasa, bahkan dikala 80% pekerjaan tidak selesai, seakan-akan 20% pekerjaan yang optimal menghasilkan tambahan 80%, apakah saya mengutip pernyataan seorang ahli dari Italia?Mungkin saja, tapi kekuatan fokus pada 20% dengan jam kerja sesuai, maka silahkan lihat hasilnya pada diri sendiri, hati lapang pekerjaan selesai.

So, ijinkan mengutip pernyataan salah satu tokoh idola ku :

“Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.”

Jadi bekerja dimanapun, tetap memberi buah kan?

Salam Romailprincipe

Contoh Surat Pengunduran Diri (Bahasa Inggris)

Contoh Surat Pengunduran Diri

Diskusi Alasan Pengunduran Diri

Resep Mengundurkan Diri dengan Baik

9 thoughts on “–Resign Oh Resign–

  1. Ping balik: Meniti langkah pencari kerja pasca Resign « Romailprincipe Menulis

  2. Wike iswanto

    Saat ini sy mengalami point no.1 & 3.hy bedax atasan tergolong sk mencari kesalahan anak buah tnpa memberi peringatan/nasehat.Sikap yg lbh tdk sportif lg,atasan menceritakan keburukan seorang anak buah kpd sesama anak buah.ini membuat sy was2,suatu saat mungkin sylah yg diresign.karena itu,sy berubah pikiran bkrj dgn profesional&konsisten dgn aturan2 yg dibuat atasan.1 hal yg bikin sy yakin setiap hr yaitu apapun yg terjadi dlm bkrj kt hrs tetap SEMANGAT PAGI!
    Tetap semangat!

    Tetap kuat dan semangat, itu yang bisa kita tunjukkan dalam situasi apapun 🙂

    Suka

    Balas

Tinggalkan komentar