Film 2012, Perlawanan manusia terhadap Alam


Bagaimana pengaruh panas matahari dan peristiwa sejajarnya planet-planet dengan planet Bumi? Bagaimana blueprint para pemimpin dunia untuk menyelamatkan dunia ini dari ancaman kiamat, atau sejauh mana ilmu pengetahuan dapat melawan ‘kekuatan alam’? Beberapa hal itu muncul dalam benak saya ketika menonton 2012 di Bioskop 21, sebenarnya tidak terlalu menginginkan menonton film pada hari libur akhir minggu, tetapi keingintahuan saya kepada alur cerita nya membuat saya akhirnya meluangkan waktu untuk menonton film berdurasi sekitar 2,5 jam ini.

Film ini diawali oleh ‘kecurigaan’ ilmuwan terhadap gejala aneh yang ditunjukkan oleh lapisan kerak bumi. Analisa ilmuwan tersebut adalah panas matahari menaikkan suhu kerak bumi, pada tahun 2009-2012 suhu ini semakin tinggi, sehingga lapisan tanah menjadi tidak stabil. Akibatnya terjadi letusan lava api, gempa bumi, bergesernya lempeng bumi secara besar-besaran di seluruh dunia yang mengakibatkan Tsunami secara massal dalam ketinggian yang luar biasa. Artinya akan terjadi bencana demi bencana yang akan mengancam kehidupan umat manusia. Demi melanjutkan spesies manusia maka Presiden Amerika Serikat bersama negara G-8 menggalang misi penyelamatan. Seperti pada jaman Nabi Nuh, dibuatlah beberapa bahtera di dataran tinggi Tibet (kemungkinan dipilih karena diramalkan menjadi tempat paling akhir yang bisa bertahan dari Tsunami besar), kemudian sebagai ‘penghuni’ bahtera itu akan dipilih pemimpin dunia atau orang-orang yang diharapkan memiliki kegunaan bagi kelanjutan umat manusia nantinya (meskipun pada faktanya jual menjual tempat pada bahtera tersebut terjadi, harganya sekitar semilyar dollar).

Bencana berupa kiamat itupun terjadi, dimulai dengan gempa bumi dan letusan lava hingga terbentuknya gunung berapi terbesar di dunia yang terjadi di tengah-tengah kota. Letusan lava juga terjadi di seluruh bumi, ketidakstabila lempeng bumi menimbulkan bencana tsunami setinggi 1500 meter. Beberapa pemimpin dunia dan orang-orang terpilih sudah diamankan di dalam bahtera. Singkat cerita bahtera berhasil selamat dari kiamat, ketika laut stabil maka di planet bumi sudah terbentuk benua baru (sekarang benua Afrika) yang daratan nya tidak tertutupi air. Layaknya jaman Nabi Nuh, manusia tidak lupa membawa hewan-hewan ke dalam Bahtera. Namun bedanya jika dahulu bahtera Nuh mengandalakan kasih karunia Tuhan, Bahtera ala film ini megandalkan kecanggihan teknologi dan analisa komputer untuk menghindarkan dari kematian. Kemudian bahtera ini disiapkan untuk bertahan dari Tsunami besar, sedangkan bahtera Nuh disiapkan menghadapi hujan lebat dan banjir besar pada jamannya.

Film dengan efek menarik dan tidak lupa menyisipkan aspek drama (emosional) yang menyentuh. Presiden Amerika Serikat yang tidak ingin ikut ke dalam bahtera dan memilih mengumumkan keadaan bencana kepada masyarakat, sembari memastikan anaknya sudah ikut di dalam bahtera merupakan suatu contoh kepemimpinan yang mengagumkan. Arogansi negara pembuat film dan perlawanan manusia terhadap kekuatan alam menjadi satu hal yang menonjol dengan kuat. Selain ‘kebosanan’ saya melihat efek bencana, orang-orang yang selalu bisa lolos dari bencana secara tidak masuk akal serta durasi film yang cukup panjang sebenarnya tidak ada nilai ‘minus’ film 2012 ini, untuk yang belum menonton silahkan deh ditonton, tentunya tanpa melupakan anjuran organisasi atau ormas yang menganjurkan untuk tidak menonton film ini loh…Untuk yang udah nonton, gimana pendapatnya kalau terjadi kiamat seperti itu? Bertobat dan hidup lebih baik sekarang, takut kepada pencipta bukan sekedar takut pada kematian? Salam 🙂

Berikut beberapa link berita yang berkaitan dengan kiamat 2012  dan Film 2012

Link Ringkasan Cerita lengkap Film 2012

link kontroversi Film 2012

Hoax 2012

Penjelasan resmi NASA tentang kiamat 2012

Tiket 2012 habis

Download Film 2012 Rapidshare

Downlaod Film 2012 Gratis?


 

11 thoughts on “Film 2012, Perlawanan manusia terhadap Alam

  1. entoel

    yang pasti, saya gak pernah mau liat hari kiamat. Gak kebayang seremnya minta ampun. Kiamat yang ada sekarang juga udah bikin merinding, apalagi nanti.

    Suka

    Balas
  2. maman

    boleh kta p’cya ada’a hri kiamat, tetapi kita tdak boleh asal bicara tentang hari kiamat, bagi orang muslim, kiamat itu adalah hari berakhir’a kehidupan dan kami p’cya bahwa kami akan mati..

    Suka

    Balas
  3. nUnky

    g’ mGQn lah tErjd kYk gituAn,,,,,
    sCR gT nAbt pzz kiAMt ngGak dA yG sLamT,,,yA kaN????….,,N d cN jg aNH ms’ yG bRLndG d gRJ bZ sLamT jG,,,ngGaK mSk aKL,,,he…he…

    Suka

    Balas
  4. sociopolitica

    Bicara soal Kiamat 2012, kita di Indonesia sudah tiap hari mengalami tanda-tanda kiamat: kehidupan politik yang makin kacau, penegakan hukum yang tak lagi mengindahkan esensi negara hukum yang mengutamakan mencari keadilan dengan menemukan kebenaran, kekerasan hampir setiap hari di tengah masyarakat (antara polisi vs masyarakat, mahasiswa vs polisi, polisi vs tentara, polisi vs KPK atau buaya vs cicak, mahasiswa vs mahasiswa, petugas kamtib vs pedagang kaki lima dan sebagainya), polemik yang tak berujung pangkal (termasuk soal film 2012), debat kusir antara anggota DPR vs pengacara dan seterusnya. Bahkan pada pertandingan sepakbola pun ada baku-hantamnya.

    Suka

    Balas
  5. Brahmanto Anindito

    Ah, ngapain khawatir. Kalau diperhatikan filmnya sampai akhir, itu bukan ttg kiamat. Itu … just another Hollywood disaster movie. Lagian, Indonesia kan di film itu nggak digambarkan kena. Aman, bos! Hehehe.

    Suka

    Balas
    1. romailprincipe Penulis Tulisan

      karena waktu itu masih G8, jadi pak SBY gak ada..
      kalau beliau ada, beliau akan konferensi pers, sambil bilang tsunami dan bencana alam (sesuai skenario 2012) ancaman terbesar dalam pemerintahan dia..hehe

      Suka

      Balas

Tinggalkan komentar